Sabtu, 27 November 2010

proposal kepada TUHAN

hidup ini tak seindah yang kita harapkan, oleh karena itu aku menuliskan proposal kehidupan_ku ini agar Tuhan akan lebih mengerti apa yang diharapkan hambanya meskipun Tuhan yang sudah mencatatkan akan seperti apa kehidupan yang akan aku jalani, namun nasib ini hanya aku sendiri yang bisa merubahnya... tentunya dengan berusaha dengan sekuat tenaga dan tak lupa berdoa. karena mustahil kalau Tuhan menginginkan hambanya hidup dengan sengsara kalau bukan karena hambanya itu sendiri. semoga proposal ini sampai kepada Tuhan dan menjadi titik awal sebuah kesuksesan_ku.
Tuhan aq sangat berharap agar aq ini bisa selalu bercinta dengan_mu dengan menjalankan semua perintah2 dan menjauhi larangan2_Mu namun kenapa aq masih belum bisa mengalahkan iblis yang sudah menyatu dengan diri_ku, berbagai cara sudah aq lakukan namun hasilnya nihil tak ada perubahan. aq sudah menyadari bahwa telah datang pertolongan dari_Mu (Tuhan) melalui seorang laki-laki dari golongan_ku seperti yang telah engkau firmankan dalam Ayat-ayat petunjuk hidup. sampai kapan aq tak mampu mengalahkan iblis yang telah merayu_ku membahagiakan_ku dengan cara-cara mereka. aq ingin sekali membunuh iblis-iblis itu...aq yakin bisa karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna.
aq tau sholat itu akan menjauhkan diri kita dari segala perbuatan keji dan mungkar; aq juga tau kalau Al-qur'an adalah petunjuk hidup bagi manusia, namun kenapa aq saat ini hanya sekedar tau tanpa memahami apa yang terkandung didalamnya???aq ingin sekali memahami petunjuk itu dan membawa semua orang2 terdekat_ku juga memahami itu namun lagi2 aq iblis selalu merencanakan berjuta2 cara untuk menghalangi niat baik_ku. DIMANA LETAK KEIMANAN_KU DAN KETAKWAAN_KU????apakah sudah lenyap bersama perkembangan zaman ini???aq harap hanya sedikit tertutup debu yang mengotori dunia ini, sehingga masih dapat dibersikan dengan mudah
sedikit coretan diatas adalah harapan_ku untuk kehidupan akhirat_ku dan tentang hubungan_ku dengan Tuhan_ku (ALLAH)
TUHAN..... aq juga berharap agar aku merasakan kebahagiaan di dunia dengan melihat orang2 disekeliling_ku bahagia dan berlomba2 untuk bercinta dengan_Mu. aq ingin mempunyai sebuh tempat belajar/sekolah dimana tempat itu bisa menampung semua orang yang mempunyai niat baik dan bisa membahagiakan orang yang belum bahagia atau pun yang sudah senang. sekolah yang aku harapkan itu ingin sekali aq bangun di tempat kelahiran_ku di tempat aku dibesarkan agar orang2 disekitarku tidak lagi merasakan kebodohan seperti masalalu_ku atau seperti aq yang menulis saat ini. kalau Tuhan mengizinkan seolah itu akan aku bangun di lahan yang luas dengan dikelilingi pohon2 dan setiap harinya terdapat alunan musik alam yang khas dan merdu yaitu gemericik air dan gemuruh angin setiap pagi akan selalu ada alarm yang menandakan keceriaan dan kebahagiaan serta kesempurnaan hidup dengan merdu nya kicau2 burung. TUHAN KABULKANLAH KEINGINAN_KU ITU.......
mungkin aq ini egois banget sudah minta sekolahan masih tak cukup juga...apakah itu emang sifat manusia atau emang ego_ku sendiri?? aq ingin punya rumah yang bisa menjadi tempat beribadah dan bercanda bersama keluarga dan main2 dengan keluarga_ku (ayah,bunda,istri,anak2 tercinta_ku);rekan2_ku;dan orang di sekeliling_ku dengan menggunakan mobil mewah_ku atau dengan alat transportasi yang modern disaat yang akan datang. dan aq juga ingin mengajak seluruh anggota keluarga_ku untuk menginjakkan kaki ke tempat yang Engkau ridhoi.
TUHAN mungkin hamba_Mu ini terlalu egois dan banyak permintaan, seluruh jiwa raga_ku akan aku pasrah_kan dengan ketentuan2 yang telah Engkau tuliskan. hanya kepada Engkaulah aq bisa memohon dan hanya dengan Ridho_Mu lah permintaan_ku bisa terwujud.
"I LOVE U TUHAN"

Minggu, 07 Februari 2010


ROCK CLIMBING

Kemunculan olahraga panjat tebing di Indonesia mulai disebarkan dari Gladian Pecinta Alam pada tahun 1975 di gunung Citatah, Padalarang, Jawa Barat. Olahraga ini merupakan olahraga yang penuh dengan tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian, keyakinan serta ketrampilan. Meskipun olahraga panjat tebing ini dipandang sulit namun semua itu bisa kita balikkan asalkan kita rajin berlatih. Disiplin dan keyakinan yang tinggi adalah kunci dari keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Panjat tebing dalam praktiknya adalah sebagai berikut :
§ 1. Bergerak
Bergerak pada tebing lebih menuntut perhatian kita dalam menggunakan kaki. Tangan sebenarnya hanya membantu kaki dalam mencapai keseimbangan tersebut, kecuali untuk kasus-kasus tertentu, seperti melewati overhang, layback, dsb.
§ 2. Menggunakan Kaki
Dalam setiap gerakan, pengerahan energi harus diperhitungkan, sehingga pada saat dibutuhkan, energi tersebut dapat dikerahkan secara penuh.
§ 3. Menggunakan Tangan
Setelah menempatkan posisi kaki dengan benar, tangan akan membantu dalam mencapai keseimbangan tubuh seseorang pemanjat dengan memanfaatkan rekahan atau tonjolan batu.

KLASIFIKASI PANJAT TEBING
Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu
§ 1. Pembedaan yang pertama adalah antara Free Climbing dengan Artificial Climbing.Free Climbing adalah suatu tipe pemanjatan di mana si pemanjat menambah ketinggian dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri, tidak dengan bantuan alat. Dalam Free Climbing, alat digunakan hanya sebatas pengaman, bukan sebagai alat untuk menambah ketinggian. Bedanya dengan Artificial Climbing, di mana alat selain digunakan sebagai pengaman, juga berfungsi untuk menambah ketinggian.
§ 2. Pembedaan yang kedua adalah antara Sport Climbing dengan Adventure Climbing.Sport Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya. Dalam Sport Climbing, pemanjatan dipandang seperti halnya olahraga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Sedangkan pada Adventure Climbing, yang ditekankan adalah lebih pada nilai petualangannya.


PERLENGKAPAN ROCK CLIMBING

1. Tali
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat Tebing adalah :
§ a. Tali serat alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
§ b. Hawser Laid
Tali sintetis, plastik, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering digunakan terutama untuk berlatih turun tebing.
§ c. Core dan Sheat Rope (Kernmantel Rope)
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan dalam. Tali ini memiliki sifat-sifat :
- Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff).
Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
- Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
- Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki jatuh, misalnya)
Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar.

2. Webbing (tali pita) dan Sling
Seringkali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webbing memiliki bentuk seperti pita, dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk tubular, sering digunakan untuk :
§ - Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness, atau
- Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), tangga (etrier) atau untuk membawa peralatan.
§ Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasa digunakan untuk macam-macam body slings. Webbing yang sering disebut juga sebagai flat rope adalah produk sampingan perang dunia II.

3. Carabiners (snapring, snapling, cincin kait)
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot pendaki yang terjatuh.
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy) ini sangat ringan dan cukup kuat, terutama yang bebentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relatif berat bila dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian
Bagian yang paling lemah dari carabiner adalah pin, carabiner bentuk D relatif lebih aman dibanding bentuk oval, karena terdapat cekungan yang memberi ruang bagi pin saat carabiner mendapat beban. Kelebihan dari carabiner bentuk oval adalah relatif mudah dikaitkan pada piton.

4. Sling dan Runner
Sling biasa terbuat dari nylon, dibuat dari tubular webbing dan terdiri dari 3 tipe:
# Standar, panjang 10 feet lebar 1 inchi dibentuk menjadi sebuah loop dan dihubungkan dengan simpul.
# Prusik Sling, dibuat dari bahan gold line 0,25 inchi atau nylon 3/8 inchi.
# Hero Loop, sling pendek dari nylon, panjangnya antara 20-27 inchi.
Sling biasa digunakan untuk menghubungkan pengaman yang menempel ditebing dengan tali. Pengaitnya menggunakan carabiner. Cara paling sederhana membuat sling adalah dengan menggunakan webbing yang dibuat loop. Kedua ujung sling yang diberi carabiner disebut runner dan berfungsi sebagai penambat tali.

5. Piton (peg, paku tebing)
Terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk. Berfungsi sebagai pengaman, piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang atau melepas piton digunakan hammer.

6. Chock
Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runners). Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran. Chock terdiri dari sebuah sling atau kawat baja yang dikaitkan pada semacam bandul logam berfungsi sebagai pasak dan sling sebagai penghubung. Berdasarkan jenisnya, chock mempunyai 2 bentuk yaitu stopper dan hexentrix. Ujung bagian chock stopper berbentuk segi empat sedangkan hexentrix berbentuk segi enam. Masing-masing mempunyai fungsi tergantung pada celah tebingnya dan sebagai pengaman.

7. Cam Unit /Friend
Pengaman sisip ini berbentuk seperti setengah lingkaran roda bergerigi yang memiliki tangkai. Cara menggunakan friend hampir sama dengan pengaman chock yaitu diselipkan pada celah tebing. Roda-roda yang bergerigi dengan fleksibilitas pegasnya akan mendorong sisi-sisi tebing sehingga akan menghasilkan daya cengkram friend. Friend terdiri atas dua jenis rigid dan flexible. Pada friend jenis rigid, tangkainya berupa batangan logam yang kaku, tidak tepat penggunaannya dicelah tebing. Pada friend jebis fleksibel, tangkainya dari kawat besi sehingga lebih dinamis dan dapat digunakan untuk segala macam celah tebing.

8. Ascendeur
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari prusik, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
§ a. Jumar
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan baja.
§ b. Clog
Alat naik mekanis yang lain, mempunyai prinsip kerja yang sama seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris.

9. Descendeur
Alat ini digunakan turun tebing (abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas.

10. Etrier (tangga)
Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian.

11. Harness
Harness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh, Juga akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke tubuh dengan simpul bowline on a coil.

12. Helm
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pemanjat terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan.
Terbuat dari bahan yang ringan namun kuat untuk menahan benda-benda yang tajam (bagian luar). Sementara di bagian dalam terdapat lapisan yang berguna untuk menahan benturan langsung dengan bagian luar, selain itu dilengkapi dengan tali pengikat di dagu.

13. Sepatu
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pendakian, ini pun tergantung pada medan yang akan dilalui.


14. Alat Belay (Descender & Grigri)
Alat belay mempunyai fungsi utama untuk melakukan teknik belay. Beberapa alat belay mempunyai funsi ganda sebagai alat rappelling, misalnya descender (figure of eight). Sebagai alat belay, descender merupakan alat paling favorit karena mempunyai prinsip kerja yang sederhana dan mudah di gunakan. Selain descender, grigri dapat digunakan untuk teknik belay alat ini bekerja otomatis saat melakukan belay, mengunci sendiri ketika dibebani.

15. Chalk Bag (kantong kapur) dan Magnesium
Suatu kantong yang biasanya digunakan untuk menaruh bubuk kapur. Kapur hanya berfungsi untuk membuat tangan tidak basah karena keringat saat memanjat, sehingga cengkraman atau genggaman tangan lebih kuat. Kapur yang sering digunakan adalah kapur magnesium carbonat (MgCO3). yang diikatkan pada bagian belakang pinggang.

PROSEDUR PEMANJATAN
Dalam suatu pemanjatan semua yang dilakukan haruslah terencana. Baik persiapan peralatan, pemasangan alat yang tepat, perhitungan langkah yang cepat, manajement rope, serta memperhatikan faktor keselamatan.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar sebagai berikut:
1. Mengamati mengenal medan dan menentukan lintasan yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
2. Memikirkan teknik yang akan digunakan secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
3. Mempersiapkan persiapan yang diperlukan.
4. Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang telah di rencanakan.
5. Penyimpanan energi/ istirahat

TEKNIK-TEKNIK DALAM PEMANJATAN TEBING
☻ PEGANGAN
Idealnya, pegangan tangan lebih banyak berfungsi mendukung tumpuan beban di kaki dan menjaga keseimbangan tubuh dan berfungsi membantu kaki dalam menopang beban tubuh.


Open Grip
Teknik open grip biasa digunakan pada permukaan yang luas bentuk sebuah genggaman. Apabila permukaan tebing besar untuk sebuah genggaman, seluruh jari dan telapak tangan teknik ini dapat digunakan.
Pinch Grip
Sesuai namanya, pinch grip adalah teknik pegangan tangan seperti mencubit. Kekuatan pegangan diperoleh karena tekanan antara ibu jari dengan jari-jari lainnya secara berlawanan arah mencubit permukaan tebing. Teknik pinch grip biasa digunakan pada cacat tebing berupa tonjolan.
Crimp Grip
Teknik crimp grip, pada umumnya dilakukan pada permukaan tebing yang tipis. Teknik ini sangat mengandalkan kekuatan yang besar pada otot-otot jari.
Palming
Dalam teknik palming, bagian telapak tangan yang digunakan sebagai pegangan. Fungsi tangan pada palming, sebagai penopang dan pendorong beban tubuh naik ke atas. Teknik ini dapat digunakan pada permukaan tebing yang slab.
SidePull
Sidepull adalah teknik pegangan dengan cara menarik celah rekahan tebing ke arah samping kanan atau kiri karena bentuk celah rekahan biasanya memanjang vertical. Teknik sidepull dapat digunakan misalnya untuk posisi istirahat selama perintisan jalur dengan cara posisi tangan diluruskan semaksimal mungkin.
Jamming
Tiga jenis pegangan jamming yaitu :
a. fingers jamming
Digunakan pada crack yang hanya menyisakan celah untuk beberapa ruas jari. Caranya adalah memasukkan jari-jari ke dalam crack semaksimal mungkin dengan posisi jempol ke bawah dan telapak tangan menghadap keluar, lalu putar pergelangan tangan ke arah bawah.
b. Hand Jamming
Apabila crack lebih lebar dan dapat menampung seluruh bagian telapak tangan, maka teknik ini dapat digunakan. Caranya adalah memasukkan telapak tangan ke dalam crack dengan posisi jempol diselipkan dibagian dalam telapak tangan.
c. First Jamming
Kita dapat menggunakan teknik ini untuk crack yang lebih lebar lagi yaitu dengan cara menjejali crack dengan telapak tangan. Kedua sisi kiri dan kanan kepalan tangan akan menekan kedua sisi crack sehingga kepalan tangan mengunci pegangan.
Off-width
Teknik ini digunakan ketika ukuran tangan sudah tidak bisa menjangkau sisi crack. Crack terlalu lebar untuk dijejali tangan. Cara yang dapat digunakan untuk adalah dengan memanfaatkan seluruh bagian lengan, mulai dari telapak tangan hingga punggung dengan menggunakan teknik off-width.
Stemming and Bridging
Digunakan pada crack yang sangat lebar tetapi kedua sisinya masih dijangkau dengan tangan. Crack untuk teknik ini biasa berbentuk cerobong asap. Crack semacam ini disebut dengan chimney.

☻ PIJAKAN
Bentuk pijakan kaki di tebing menyesuaikan dengan bentuk permukaan tebing. Bentuk permukaan tebing sendiri bervariasi.
Smearing
Teknik smearing biasa dipakai pada permukaan tebing slab, yaitu muka tebing dengan yang kemiringannya kurang dari 90 derajat. Dalam teknik ini, hampir seluruh beban tubuh bertumpu pada kaki.
Edging
Pada permukaan tebing yang tegak lurus bersudut 90 derajat atau lebih (overhang). Pijakan kaki lebih optimal menggunakan teknik edging, yaitu memanfaatkan ujung depan sepatu panjat pada permukaan tebing yang tipis.
Hooking
Kaki tidak hanya berfungsi sebagai pijakan yang menopang tubuh, tetapi digunakan sebagai pengait yang menahan tubuh saat tubuh dalam posisi menggantung pada medan overhang atau roof.

Memanjat Tebing Slab dan Overhang
Tebing alam yang yang kita panjat tidak selalu 90 derajat vertikal. Tebing yang derajat kemiringannya lebih besar dari 90 biasa disebut Slab. Tergantung dari jenis batu ditebing tersebut, untuk memanjat slab pada umumnya diperlukan banyak friksi atau kontak dari sebagian besar karet sepatu.
Pada saat memanjat tebing slab posisi badan harus cenderung tegak lurus yang memungkinkan pusat gravitasi yang jatuh (tekanan berat badan) sepenuhnya tertumpu pada bagian kaki yang menempel pada tebing. jika memanjat tebing slab dengan posisi badan yang paralel/ sejajar dengan kemiringan tebing,akan mudah tergelincir dan jatuh. Posisi yang salah ini sangat populer dikalangan pemula dikarenakan rasa takut jatuh yang membuat mereka berpikir dengan memeluk/menempelkan badan ke tebing akan menyelamatkan mereka.
Sedangkan tebing yang kemiringannya lebih kecil dari 90 derajat biasa disebut Overhang. Untuk memanjat tebing overhang diperlukan kekuatan yang tinggi dan tehnik memanjat yang baik. Salah satu kekuatan yang penting yaitu core strength atau kekuatan otot-otot perut, Karena otot perut diperlukan untuk menghubungkan kekuatan tangan dan kekuatan kaki sehingga badan akan tetap dekat dengan tebing yang akan membuat mudah mengontrol keseimbangan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memanjat tebing overhang :
Memanjat dengan cepat. Saat memanjat tebing overhang tangan lebih cepat lelah. Dengan memanjat cepat dan menggunakan energi yang se-efektif dan se-efeisien mungkin. Memanjat dengan cepat artinya harus cepat dalam mengambil keputusan dimana akan menempatkan kaki dan pegangan mana yang akan dicapai berikutnya.
Pertahankan tiga titik kontak atau Three points of Contact. Rumus ini dikenal sebagai aturan dasar memanjat tebing untuk para pemula Pada saat melakukan gerak vertikal usahakan tiga titik tetap menempel yaitu dua kaki dan satu tangan, atau sebaliknya; dua tangan dan satu kaki.
Pada saat posisi pegangan dan tumpuan kaki sudah bagus dan mendukung istirahatlah dan goyang-goyangkan tangan dan jari-jari supaya otot-otot lebih segar untuk mengeksekusi gerak selanjutnya. Untuk pemanjatan rute panjang, harus pintar-pintar mengambil kesempatan untuk sering beristirahat.
Tetaplah fokus dan bernafas dengan baik.

▲ Ascending
Teknik Ascending yaitu memanjat dengan meniti pada seutas tali yang sudah tertambat di atasnya. Teknik ascending dilakukan dengan menggunakan alat ascender. Model ascender yang sering digunakan umumnya jenis jumar. Prinsip kerja jumar adalah menjepit tali apabila jumar dibebani.selain menggunakan jumar, ascending dapat dilakukan dengan cara klasik, yaitu menggunakan tali prussic yang disimpulkan pada fixed rope. Teknik ini disebut prusiking.
▲ Rappeling
Rappelling adalah kebalikan ascending, yaitu teknik memudahkan pemanjat turun tebing dengan meniti pada tali. Selain rappelling, ada beberapa istilah yang biasa digunakan untuk turun tebing, seperti abseiling atau ropping down. Teknik rappelling dilakukan dengan memanfaatkan friksi antara tali dan alat rappelling (descender). Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing.
Prinsip Rappeling adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan gaya berat dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong.
2. Pengunaan tali rappel sebagai alur lintasan dan tempat bergantung.
3.Penggunaan salah satu tangan untuk keseimbangan dan satu lagi untuk mengatur kecepatan turun.
Macam-macam variasi teknik rappling banyak mengalami perkembangan yang sesuai dengan perkembangan dan peralatan yang diciptakan manusia. Beberapa cara turun tebing, yaitu :
a. Body Rappel/dulfer
Dengan melilitkan tali langsung pada tubuh. Tali rappelling lewat di antara dua kaki, lalu menyilang diagonal di dada membentuk huruf “S” dan melewati bahu.
b. Sling Rapple
Dengan menggunakan webbing dan carabiner. Webbing dibuat menjadi loop untuk mengikat kedua paha, lalu dikaitkan pada tali menggunakan carabiner dan menyilang melewati bahu.
c. Arm Rapple/Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati belakang badan. Untuk tebing yang tidak terlalu curam.
d. Break Bar
Teknik ini menggunakan sejumlah karabiner untuk membuat sebuah gaya friksi yang benar. Selama itu pula mengggunakan figure of eight untuk turun.
Dalam rappeling usahakan selalu posisi badan tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat bergerak. Usahakan kurangi kecepatan, sedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali lintasan.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai turun tebing :
1. Periksa dulu anchor, carabiner pengait alat rappelling terkunci.
2. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang digunakan.
3. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang (siap pakai)
4. Sebelum mulai turun posisi tangan jangan dalam keadaan menahan/mengerem
5. Jangan lihat ke atas, mungkin ada batu atau tanah yang terjatuh.
6. Pastikan bahwa pakaian tidak tersangkut carabiner (posisi tubuh agak menjauh dari tali).
7. Lihat kemana hendak turun dan, pastikan tali sampai kebawah.
8. HAPPY LANDING…….!!!!!!!
▲ Belay
Dalam panjat tebing, tali berfungsi mengamankan pemanjat agar tidak terjatuh. Sistem mengamankan pemanjat menggunakan teknik belay, dimana seorang pemanjat diamankan oleh seorang belayer dibawah lintasan tebing. Dalam teknik belay, tanggung jawab belayer cukup besar dalam mengamankan pemanjat. Kemungkinan jatuhnya pemanjat dapat terjadi setiap saat. Oleh karena itu, belayer harus fokus dan siaga dalam kondisi apapun. Sebelum pemanjatan, belayer harus mengecek semua kesiapan termasuk pemanjat. Apakah harness sudah terpasang dengan baik? Apakah carabiner sudah terkunci dengan benar? Semua menjadi tanggung jawab seorang belayer.
Beberapa istilah yang digunakan untuk komunikasi antara pemanjat dan belayer dalam teknik belay sebagai berikut :
1. Climber Up, Belay On (pemanjat ke belayer).yaitu, pemanjat sudah siap melakukan pemanjatan, dan belayer siap mengamankan.
2. On Belay (pemanjat ke belayer). Yaitu, pemanjat sudah siap melakukan pemanjatan.
3. Belay On (belayer ke pemanjat). Yaitu, belayer sudah siap mengamankan
4. Off Belay (pemanjat ke belayer). Yaitu, pemanjat meminta belayer untuk menghentikan belay.
5. Belay Off (belayer ke pemanjat). Yaitu, belayer menghentikan belay.
6. Slack (pemanjat ke belayer). Yaitu, perintah mengulur tali.
7. Pull (pemanjat ke belayer). Yaitu, perintah menarik tali.
8. Rock !!! (pemanjat ke belayer). Yaitu, peringatan ada batu yang jatuh. Posisi belayer merapatkan tubuhnya ke tebing.

III. SIMPUL-SIMPUL
Dalam panjat tebing, simpul tali mempunyai jenis beragam. Setiap jenis mempunyai fungsi dan tekniknya masing-masing. Berikut adalah beberapa simpul dasar yang di gunakan dalam panjat tebing:
1. Overhand Knot
Simpul ini berfungsi sebagai pengunci simpul-simpul lain, menghentikan geseran pada tali, dan membuat loop untuk anchor.
2. Figure Of Eight
Dinamakan figure of eight karena bentuk simpulnya berbentuk angka delapan. Mempunyai beberapa fungsi dan dapat di buat dengan beberapa teknik. Di arena memanjat, figure of eight lebih sering digunakan untuk mengikat harness.
3. Bowline Knot
Bowline knot lebih sering digunakan untuk mengikat harness pada latihan di jalur free climbing yang lintasannya pendek. Namun, setelah dipicu oleh beberapa kecelakaan karena penggunaannya, saat ini simpul bowline tidak disarankan untuk mengikat harness. Simpul ini berfungsi juga untuk mengikat sesuatu tetapi tidak menjerat, dan penambat sesuatu (misal, mengikat leher binatang).
4. Fisherman’s Knot
Simpul fisherman’s umumnya dipakai untuk menyambung dua buah tali. Penyambungan tali dilakukan karena tali yang digunakan kurang panjang dan digunakan untuk membuat loop tali prussik.
5. Sheet Bend
Simpul ini berguna untuk mengikat dua ujung tali ukuran atau jenisnya berbeda, misalnya untuk mengikat ujung tali webbing dengan ujung tali kernmantle atau prussik.
6. Prussik Knot
Simpul prussik adalah simpul klasik yang sering digunakan untuk ascending (prussiking). Selain untuk ascending, simpul ini berguna pula untuk berbagai fungsi, misalnya sebagai pengaman tambahan untuk rappelling.
7. Water Knot/ Tape Knot
Sering disebut juga simpul pita. Simpul ini digunakan untuk mengikat tali webbing, berguna untuk menyambung dua buah ujung tali webbing baik untuk membuat loop maupun menambah panjang webbing. Simpul ini juga biasa di gunakan untuk membuat sling. Dalam membuat simpul ini, sisakan kira-kira 5 cm ujung webbing-nya untuk mencegah lepasnya simpul.
8. Clove Hitch
Clove Hitch dapat digunakan untuk berbagai fungsi, misalnya mengikat harness ke anchor atau mengikat tali pada pohon.
9. Italian Hitch
Simpul ini dulu biasa digunakan untuk belay atau rappelling bila tidak ada alat rappelling(figure of eight, grigri).
10. Anchor Knot
Simpul ini berfungsi untuk menyangkutkan tali prussik atau webbing sebagai pengaman ke dalam celah-celah tebing. Dapat pula diikatkan pada tonjolan batu tebing seperti tanduk atau muka tebing yang bentuk celahnya berlubang sebagai anchor.
11. Spanish Bowline
Simpul ini berfungsi untuk menambatkan tali ke tonjolan tebing sebagai pengaman dan pengganti anchor pada dinding tebing.

IV. PERAWATAN ALAT-ALAT DALAM ROCK CLIMBING
Dalam rock climbing, peralatan-peralatan yang digunakan harus benar-benar diperhatikan. Hal ini di sebabkan peralatan tersebut dapat rusak tanpa terlihat kerusakannya. Bagi seorang pemanjat tebing (Climber), peralatan tersebut ibarat nyawa bagi mereka yang memang menyangkut keselamatan mereka sendiri. Bila peralatan tersebut pada saat digunakan rusak, maka taruhannya adalah nyawa. Dengan kata lain, keselamatan kita tergantung pada perawatan yang digunakan.
Faktor ketelitian dan kecermatan dalam merawat peralatan tersebut sangat penting. Sebelum digunakan, kita harus meneliti dulu keadaan peralatan yang akan kita gunakan. Dan yang lebih penting lagi adalah membersihkan lagi peralatan tersebut setelah digunakan.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan peralatan rock climbing antara lain :

JANGAN MENGINJAK TALI, WEBBING, SLING, DAN PERALATAN LAIN YANG DIGUNAKAN DALAM ROCK CLIMBING.
Hal ini disebabkan bila kita menginjak alat-alat tersebut akan cepat rusak, dimana kotoran dan tanah yang melekat pada tali yang terbuat dari nylon tersebut dapat membusuk, ikatan/anyaman dalam tali akan rusak atau putus.
HINDARI GESEKAN TERHADAP ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN SEMINIMAL MUNGKIN.
Bila terlalu sering terjadi gesekan juga akan merusak tali. Gesekan tersebut dapat terjadi antara lain gesekan tali dengan tebing, tali dengan alat lain.
JANGAN MENJATUHKAN/MELEMPARKAN ALAT-ALAT YANG TERBUAT DARI LOGAM.
Bila hal ini dilakukan maka alat tersebut dapat rusak. Kita kadang tidak sadar melempar alat-alat tersebut bila sedang digunakan. Hal ini akan mengakibatkan bagian dalam dari alat tersebut dapat hancur walaupun bagian luarnya masih utuh.
HINDARI PENGGUNAAN OBAT-OBATAN KIMIA/SABUN DALAM PENCUCIAN ALAT.
Bila tidak terlalu kotor cukup dibersihkan dengan air bersih (khusus untuk alat-alat non logam). Bila dianggap tidak perlu sebaiknya jangan digunakan.
KHUSUS UNTUK TALI JANGAN SAMPAI MELINTIR BILA KITA MENGGULUNG TALI SETELAH DIGUNAKAN.
Hal ini disebabkan bila tali melintir setelah digulung akan cepat rusak. Ikatan/anyaman tali menjadi tidak rapat (tidak teratur) dan tali juga akan rusak karena selalu dalam keadaan tegang dan usahakan tali dalam keadaan normal bila tidak digunakan.
Kita harus selalu menjaga alat-alat yang ada apabila kita ingin aman dan selamat dalam kegiatan rock climbing. Selain hal tersebut di atas haraga alat-alat rock climbing di Indonesia masih tergolong barang yang mahal. Jadi harus dirawat sebaik mungkin bila kita tidak ingin kehilangan biaya yang mahal.

PEMELIHARAAN TALI
Hindari ujung tali yang terurai. dengan cara dibakar / ditempelkan dengan pisau panas
Tali kernmantel yang baru dibeli harus terlebih dahulu dicuci agar sisa-sisa bahan kimia dari pabrik dapat hilang dan lapisan luar dengan lapisan dalam dapat menyatu. Setelah dipakai ekspedisi atau latihan, tali harus dicuci, jangan menggunakan air panas atau sabun.
Hindari tali dari air panas atau panas matahari, karena nylon akan meleleh pada suhu 215-220 C.
Hindari terjadinya gesekan secara langsung (friksi).
Hindari turun dengan cara meloncat dan menghentak tali, karena hal ini dapat mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan.
Hindari tali dari zat-zat kimia korosif (asam baterai) agar tidak hancur.
Jangan menduduki tali atau menginjaknya, karena tanah atau kotoran lainnya dapat menyelinap masuk diantara serat-serat tali dan mempercepat kerusakan tali, terutama untuk kernmantel.
Bebaskan tali dari segala macam simpul setelah dipakai.
Jangan menggantungkan tali dengan beban berat yang cukup lama, dan juga jangan dipergunakan untuk menarik mobil dan beban berat lainnya. Sebab tali akan kehilanangan daya elastisnya, sehingga akan cepat putus bila mendapat hentakan dengan beban yang berat.
Ceklah tali sebelum dipergunakan kembali. Tali kernmantel sering mengalami kerusakan pada bagian dalamnya, misalnya serat-serat yang putus. Rabalah dan telusuri tali tiap jengkalnya, jika ada yang putus akan terasa perbedaan besar diameter tali tersebut.
Catatlah riwayat tali tersebut untuk mengetahui perkiraan kekuatannya.

Penggunaan tali dianjurkan (tanpa jatuh) tergantung banyak hal :
1. Frekuensi pemakaian dan cara penanganannya.
2. Jenis batuan.
3. Berdasarkan pintalan tali.
4. Pengaruh cuaca.

Tali dianjurkan untuk tidak digunakan lagi, jika:
1. Rusak mekanis (tertimpa batu, terinjak crampon dll)
2. Mantelnya sudah terurai.
3. Sudah mengalami beberapa fall.
4. Sudah dipakai secara terus-menerus lebih dari 5 tahun
5. Terkena zat kimia ( bensin, oli, dll )

SALAM LESTARI !!!

”WAHAI KAU PENGGUNA TEBING JANGAN KAU RUSAK TEBING_KU RAWATLAH DENGAN BAIK-BAIK KARENA HANYA DENGAN MERAWAT KITA BISA SELALU BERMAIN DENGAN TEBING. JANGAN SAMPAI TABING KITA JATUH KE TANGAN-TANGAN ANJING TAK BERTANGGUNGJAWAB ( TUKANG EKSPLOITASI)”

SEMOGA LEBIH LESTARI ALAM_KU
Alam adalah anugrah Tuhan yang kuasa
Manusia adalah mahkluk berlakal yang diciptakan Tuhan
Tapi kemanakah akalmu manusia?......
Alam selalu marintih kesakitan
Namun kau tetap berdiam diri seperti mahkluk yang tak berakal
Apakah kau tak melihat penderitaan alam?......
TUHAN butakah orang-orang sekarang ini?....
Masih punya akalkah mereka?....
TUHAN sadarkanlah mereka yang tak punya akal dan fikiran itu.
Sehingga tak pernah berfikir untuk melestarikan alam
AKU sayang akan ALAM_KU yang hijau dan lestari
TUHAN bari aku kekuatan agar mampu menciptakan sebuah perubahan untuk alam_ku ini, tentunya perubahan ke arah yang lebih baik