Jumat, 25 Februari 2011

TEBING YANG MEMUKAU DENGAN DEBURAN OMBAKNYA MENJADI SURGA BAGI PEMANJAT


TEBING YANG MEMUKAU

DENGAN DEBURAN OMBAKNYA MENJADI SURGA BAGI PEMANJAT

Deburan ombak dan terpaan angin yang merdu seakan menyabut kedatangan pengunjung saat memasuki pantai suing. Tebing-tebing batu karang yang menjulang tinggi seolah-olah memanggil kita dan menantang kita untuk memanjatinya. Tak ada pilihan lagi bagi seorang pemanjat untuk tidak memenuhi panggilan itu dan pastinya bagi seorang pemanjat akan tertantang.

Pantai Siung ini terletak sekitar 80 km dari pusat kota Yogyakartya yaitu di Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya di Dusun Wates, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, atau sekitar + 3 jam perjalanan jika di tempuh dengan motor atau mobil pribadi. Jika menggunakan angkutan umum dipastikan akan membutuhkan waktu yang lebih lama karena disana sulit menemukan angkutan umum meskipun ada itu hanya sampai pertigaan arah masuk pantai suing dan jika ditempuh dengan jalan kaki dari pertigaan tersebut akan memakan waktu sekitar + 1 jam dengan jarak tempuh + 8 km. untuk mempermudah aksesnya ojek atau colt juga bisa menjadi alternative.

Gugusan karang-karang raksasa menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mempunyai jiwa petualang dan ini juga menjadi pilihan tepat bagi yang mempunyai minat khusus panjat tebing. Karena pantai ini memiliki lebih dari 200 jalur pemanjatan dengan criteria tingkat kesulitan yang bervariasi. Jalur-jalur yang sudah terpasang bolt hanger (tambatan pengaman bagi pemanjat) di beri istilah dengan “blok” yang terdiri dari blok A hingga blok K. Masing-masing blok memiliki ketinggian yang beragam pula mulai dari 5 meter sampai dengan 30 meter.

Banyak orang yang menyebut pantai ini adalah surga bagi pemanjat, namun bagi anda yang tak pernah kenal dengan panjat tebing jangan minder untuk sesekali mengunjungi surga tersebut. Karena di sana anda bisa menikmati hamparan luas samudera biru yang di hiasi dengan gulungan ombak yang menghantam karang dan menikmati alunan musik alam yang ditimbulkan ombak bersama angin. Sambil menanti indahnya sunset anda juga biasa santai di atas pasir putih atau di gazebo dan memandangi kera berekor panjang yang lalu lalang bermain di sela-sela batu karang. Jika malam datang mendirikan tenda atau berkemah di lokasi ini adalah salah satu pilihan yang menyenangkan dari pada pulng atau menginap di resor yang cukup sederhana disana. Memang layak disebut surga, setelah semua berlalu masih bisa menikmati moon rise, hingga berburu kepiting dan gurita dimalam hari dengan bantuan obor. Jadi sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikan warisan yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita.

Perjalanan yang jauh dan melelahkan serta sedikit uang yang kita keluarkan sudah pasti akan terobati. Jangan lupa mendokumentasikan semua moment yang terlewati agar kita bisa berbagi cerita dengan saudara-saudara kita.

semoga tetap biru langitku dan sejuk udaraku



Sabtu, 27 November 2010

proposal kepada TUHAN

hidup ini tak seindah yang kita harapkan, oleh karena itu aku menuliskan proposal kehidupan_ku ini agar Tuhan akan lebih mengerti apa yang diharapkan hambanya meskipun Tuhan yang sudah mencatatkan akan seperti apa kehidupan yang akan aku jalani, namun nasib ini hanya aku sendiri yang bisa merubahnya... tentunya dengan berusaha dengan sekuat tenaga dan tak lupa berdoa. karena mustahil kalau Tuhan menginginkan hambanya hidup dengan sengsara kalau bukan karena hambanya itu sendiri. semoga proposal ini sampai kepada Tuhan dan menjadi titik awal sebuah kesuksesan_ku.
Tuhan aq sangat berharap agar aq ini bisa selalu bercinta dengan_mu dengan menjalankan semua perintah2 dan menjauhi larangan2_Mu namun kenapa aq masih belum bisa mengalahkan iblis yang sudah menyatu dengan diri_ku, berbagai cara sudah aq lakukan namun hasilnya nihil tak ada perubahan. aq sudah menyadari bahwa telah datang pertolongan dari_Mu (Tuhan) melalui seorang laki-laki dari golongan_ku seperti yang telah engkau firmankan dalam Ayat-ayat petunjuk hidup. sampai kapan aq tak mampu mengalahkan iblis yang telah merayu_ku membahagiakan_ku dengan cara-cara mereka. aq ingin sekali membunuh iblis-iblis itu...aq yakin bisa karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna.
aq tau sholat itu akan menjauhkan diri kita dari segala perbuatan keji dan mungkar; aq juga tau kalau Al-qur'an adalah petunjuk hidup bagi manusia, namun kenapa aq saat ini hanya sekedar tau tanpa memahami apa yang terkandung didalamnya???aq ingin sekali memahami petunjuk itu dan membawa semua orang2 terdekat_ku juga memahami itu namun lagi2 aq iblis selalu merencanakan berjuta2 cara untuk menghalangi niat baik_ku. DIMANA LETAK KEIMANAN_KU DAN KETAKWAAN_KU????apakah sudah lenyap bersama perkembangan zaman ini???aq harap hanya sedikit tertutup debu yang mengotori dunia ini, sehingga masih dapat dibersikan dengan mudah
sedikit coretan diatas adalah harapan_ku untuk kehidupan akhirat_ku dan tentang hubungan_ku dengan Tuhan_ku (ALLAH)
TUHAN..... aq juga berharap agar aku merasakan kebahagiaan di dunia dengan melihat orang2 disekeliling_ku bahagia dan berlomba2 untuk bercinta dengan_Mu. aq ingin mempunyai sebuh tempat belajar/sekolah dimana tempat itu bisa menampung semua orang yang mempunyai niat baik dan bisa membahagiakan orang yang belum bahagia atau pun yang sudah senang. sekolah yang aku harapkan itu ingin sekali aq bangun di tempat kelahiran_ku di tempat aku dibesarkan agar orang2 disekitarku tidak lagi merasakan kebodohan seperti masalalu_ku atau seperti aq yang menulis saat ini. kalau Tuhan mengizinkan seolah itu akan aku bangun di lahan yang luas dengan dikelilingi pohon2 dan setiap harinya terdapat alunan musik alam yang khas dan merdu yaitu gemericik air dan gemuruh angin setiap pagi akan selalu ada alarm yang menandakan keceriaan dan kebahagiaan serta kesempurnaan hidup dengan merdu nya kicau2 burung. TUHAN KABULKANLAH KEINGINAN_KU ITU.......
mungkin aq ini egois banget sudah minta sekolahan masih tak cukup juga...apakah itu emang sifat manusia atau emang ego_ku sendiri?? aq ingin punya rumah yang bisa menjadi tempat beribadah dan bercanda bersama keluarga dan main2 dengan keluarga_ku (ayah,bunda,istri,anak2 tercinta_ku);rekan2_ku;dan orang di sekeliling_ku dengan menggunakan mobil mewah_ku atau dengan alat transportasi yang modern disaat yang akan datang. dan aq juga ingin mengajak seluruh anggota keluarga_ku untuk menginjakkan kaki ke tempat yang Engkau ridhoi.
TUHAN mungkin hamba_Mu ini terlalu egois dan banyak permintaan, seluruh jiwa raga_ku akan aku pasrah_kan dengan ketentuan2 yang telah Engkau tuliskan. hanya kepada Engkaulah aq bisa memohon dan hanya dengan Ridho_Mu lah permintaan_ku bisa terwujud.
"I LOVE U TUHAN"

Minggu, 07 Februari 2010


ROCK CLIMBING

Kemunculan olahraga panjat tebing di Indonesia mulai disebarkan dari Gladian Pecinta Alam pada tahun 1975 di gunung Citatah, Padalarang, Jawa Barat. Olahraga ini merupakan olahraga yang penuh dengan tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian, keyakinan serta ketrampilan. Meskipun olahraga panjat tebing ini dipandang sulit namun semua itu bisa kita balikkan asalkan kita rajin berlatih. Disiplin dan keyakinan yang tinggi adalah kunci dari keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Panjat tebing dalam praktiknya adalah sebagai berikut :
§ 1. Bergerak
Bergerak pada tebing lebih menuntut perhatian kita dalam menggunakan kaki. Tangan sebenarnya hanya membantu kaki dalam mencapai keseimbangan tersebut, kecuali untuk kasus-kasus tertentu, seperti melewati overhang, layback, dsb.
§ 2. Menggunakan Kaki
Dalam setiap gerakan, pengerahan energi harus diperhitungkan, sehingga pada saat dibutuhkan, energi tersebut dapat dikerahkan secara penuh.
§ 3. Menggunakan Tangan
Setelah menempatkan posisi kaki dengan benar, tangan akan membantu dalam mencapai keseimbangan tubuh seseorang pemanjat dengan memanfaatkan rekahan atau tonjolan batu.

KLASIFIKASI PANJAT TEBING
Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu
§ 1. Pembedaan yang pertama adalah antara Free Climbing dengan Artificial Climbing.Free Climbing adalah suatu tipe pemanjatan di mana si pemanjat menambah ketinggian dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri, tidak dengan bantuan alat. Dalam Free Climbing, alat digunakan hanya sebatas pengaman, bukan sebagai alat untuk menambah ketinggian. Bedanya dengan Artificial Climbing, di mana alat selain digunakan sebagai pengaman, juga berfungsi untuk menambah ketinggian.
§ 2. Pembedaan yang kedua adalah antara Sport Climbing dengan Adventure Climbing.Sport Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya. Dalam Sport Climbing, pemanjatan dipandang seperti halnya olahraga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Sedangkan pada Adventure Climbing, yang ditekankan adalah lebih pada nilai petualangannya.


PERLENGKAPAN ROCK CLIMBING

1. Tali
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat Tebing adalah :
§ a. Tali serat alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
§ b. Hawser Laid
Tali sintetis, plastik, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering digunakan terutama untuk berlatih turun tebing.
§ c. Core dan Sheat Rope (Kernmantel Rope)
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan dalam. Tali ini memiliki sifat-sifat :
- Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff).
Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
- Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
- Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut (karena pendaki jatuh, misalnya)
Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar.

2. Webbing (tali pita) dan Sling
Seringkali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webbing memiliki bentuk seperti pita, dan ada dua macam. Pertama lebar 25 mm dan berbentuk tubular, sering digunakan untuk :
§ - Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness, atau
- Alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), tangga (etrier) atau untuk membawa peralatan.
§ Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasa digunakan untuk macam-macam body slings. Webbing yang sering disebut juga sebagai flat rope adalah produk sampingan perang dunia II.

3. Carabiners (snapring, snapling, cincin kait)
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot pendaki yang terjatuh.
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium (Alloy) ini sangat ringan dan cukup kuat, terutama yang bebentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relatif berat bila dibawa dalam jumlah banyak untuk suatu pendakian
Bagian yang paling lemah dari carabiner adalah pin, carabiner bentuk D relatif lebih aman dibanding bentuk oval, karena terdapat cekungan yang memberi ruang bagi pin saat carabiner mendapat beban. Kelebihan dari carabiner bentuk oval adalah relatif mudah dikaitkan pada piton.

4. Sling dan Runner
Sling biasa terbuat dari nylon, dibuat dari tubular webbing dan terdiri dari 3 tipe:
# Standar, panjang 10 feet lebar 1 inchi dibentuk menjadi sebuah loop dan dihubungkan dengan simpul.
# Prusik Sling, dibuat dari bahan gold line 0,25 inchi atau nylon 3/8 inchi.
# Hero Loop, sling pendek dari nylon, panjangnya antara 20-27 inchi.
Sling biasa digunakan untuk menghubungkan pengaman yang menempel ditebing dengan tali. Pengaitnya menggunakan carabiner. Cara paling sederhana membuat sling adalah dengan menggunakan webbing yang dibuat loop. Kedua ujung sling yang diberi carabiner disebut runner dan berfungsi sebagai penambat tali.

5. Piton (peg, paku tebing)
Terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk. Berfungsi sebagai pengaman, piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang atau melepas piton digunakan hammer.

6. Chock
Disamping piton, chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runners). Dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran. Chock terdiri dari sebuah sling atau kawat baja yang dikaitkan pada semacam bandul logam berfungsi sebagai pasak dan sling sebagai penghubung. Berdasarkan jenisnya, chock mempunyai 2 bentuk yaitu stopper dan hexentrix. Ujung bagian chock stopper berbentuk segi empat sedangkan hexentrix berbentuk segi enam. Masing-masing mempunyai fungsi tergantung pada celah tebingnya dan sebagai pengaman.

7. Cam Unit /Friend
Pengaman sisip ini berbentuk seperti setengah lingkaran roda bergerigi yang memiliki tangkai. Cara menggunakan friend hampir sama dengan pengaman chock yaitu diselipkan pada celah tebing. Roda-roda yang bergerigi dengan fleksibilitas pegasnya akan mendorong sisi-sisi tebing sehingga akan menghasilkan daya cengkram friend. Friend terdiri atas dua jenis rigid dan flexible. Pada friend jenis rigid, tangkainya berupa batangan logam yang kaku, tidak tepat penggunaannya dicelah tebing. Pada friend jebis fleksibel, tangkainya dari kawat besi sehingga lebih dinamis dan dapat digunakan untuk segala macam celah tebing.

8. Ascendeur
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik, merupakan perkembangan dari prusik, mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban. Ascendeur terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
§ a. Jumar
Merupakan alat bantu naik pertama, terbuat dari kerangka alumunium dan baja.
§ b. Clog
Alat naik mekanis yang lain, mempunyai prinsip kerja yang sama seperti jumar. Alat ini banyak digunakan di Inggris.

9. Descendeur
Alat ini digunakan turun tebing (abseiling, rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas.

10. Etrier (tangga)
Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian.

11. Harness
Harness sangat menolong untuk menahan tubuh, bila pendaki terjatuh, Juga akan mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita menggunakan tali langsung ke tubuh dengan simpul bowline on a coil.

12. Helm
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pemanjat terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan.
Terbuat dari bahan yang ringan namun kuat untuk menahan benda-benda yang tajam (bagian luar). Sementara di bagian dalam terdapat lapisan yang berguna untuk menahan benturan langsung dengan bagian luar, selain itu dilengkapi dengan tali pengikat di dagu.

13. Sepatu
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pendakian, ini pun tergantung pada medan yang akan dilalui.


14. Alat Belay (Descender & Grigri)
Alat belay mempunyai fungsi utama untuk melakukan teknik belay. Beberapa alat belay mempunyai funsi ganda sebagai alat rappelling, misalnya descender (figure of eight). Sebagai alat belay, descender merupakan alat paling favorit karena mempunyai prinsip kerja yang sederhana dan mudah di gunakan. Selain descender, grigri dapat digunakan untuk teknik belay alat ini bekerja otomatis saat melakukan belay, mengunci sendiri ketika dibebani.

15. Chalk Bag (kantong kapur) dan Magnesium
Suatu kantong yang biasanya digunakan untuk menaruh bubuk kapur. Kapur hanya berfungsi untuk membuat tangan tidak basah karena keringat saat memanjat, sehingga cengkraman atau genggaman tangan lebih kuat. Kapur yang sering digunakan adalah kapur magnesium carbonat (MgCO3). yang diikatkan pada bagian belakang pinggang.

PROSEDUR PEMANJATAN
Dalam suatu pemanjatan semua yang dilakukan haruslah terencana. Baik persiapan peralatan, pemasangan alat yang tepat, perhitungan langkah yang cepat, manajement rope, serta memperhatikan faktor keselamatan.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar sebagai berikut:
1. Mengamati mengenal medan dan menentukan lintasan yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
2. Memikirkan teknik yang akan digunakan secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
3. Mempersiapkan persiapan yang diperlukan.
4. Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang telah di rencanakan.
5. Penyimpanan energi/ istirahat

TEKNIK-TEKNIK DALAM PEMANJATAN TEBING
☻ PEGANGAN
Idealnya, pegangan tangan lebih banyak berfungsi mendukung tumpuan beban di kaki dan menjaga keseimbangan tubuh dan berfungsi membantu kaki dalam menopang beban tubuh.


Open Grip
Teknik open grip biasa digunakan pada permukaan yang luas bentuk sebuah genggaman. Apabila permukaan tebing besar untuk sebuah genggaman, seluruh jari dan telapak tangan teknik ini dapat digunakan.
Pinch Grip
Sesuai namanya, pinch grip adalah teknik pegangan tangan seperti mencubit. Kekuatan pegangan diperoleh karena tekanan antara ibu jari dengan jari-jari lainnya secara berlawanan arah mencubit permukaan tebing. Teknik pinch grip biasa digunakan pada cacat tebing berupa tonjolan.
Crimp Grip
Teknik crimp grip, pada umumnya dilakukan pada permukaan tebing yang tipis. Teknik ini sangat mengandalkan kekuatan yang besar pada otot-otot jari.
Palming
Dalam teknik palming, bagian telapak tangan yang digunakan sebagai pegangan. Fungsi tangan pada palming, sebagai penopang dan pendorong beban tubuh naik ke atas. Teknik ini dapat digunakan pada permukaan tebing yang slab.
SidePull
Sidepull adalah teknik pegangan dengan cara menarik celah rekahan tebing ke arah samping kanan atau kiri karena bentuk celah rekahan biasanya memanjang vertical. Teknik sidepull dapat digunakan misalnya untuk posisi istirahat selama perintisan jalur dengan cara posisi tangan diluruskan semaksimal mungkin.
Jamming
Tiga jenis pegangan jamming yaitu :
a. fingers jamming
Digunakan pada crack yang hanya menyisakan celah untuk beberapa ruas jari. Caranya adalah memasukkan jari-jari ke dalam crack semaksimal mungkin dengan posisi jempol ke bawah dan telapak tangan menghadap keluar, lalu putar pergelangan tangan ke arah bawah.
b. Hand Jamming
Apabila crack lebih lebar dan dapat menampung seluruh bagian telapak tangan, maka teknik ini dapat digunakan. Caranya adalah memasukkan telapak tangan ke dalam crack dengan posisi jempol diselipkan dibagian dalam telapak tangan.
c. First Jamming
Kita dapat menggunakan teknik ini untuk crack yang lebih lebar lagi yaitu dengan cara menjejali crack dengan telapak tangan. Kedua sisi kiri dan kanan kepalan tangan akan menekan kedua sisi crack sehingga kepalan tangan mengunci pegangan.
Off-width
Teknik ini digunakan ketika ukuran tangan sudah tidak bisa menjangkau sisi crack. Crack terlalu lebar untuk dijejali tangan. Cara yang dapat digunakan untuk adalah dengan memanfaatkan seluruh bagian lengan, mulai dari telapak tangan hingga punggung dengan menggunakan teknik off-width.
Stemming and Bridging
Digunakan pada crack yang sangat lebar tetapi kedua sisinya masih dijangkau dengan tangan. Crack untuk teknik ini biasa berbentuk cerobong asap. Crack semacam ini disebut dengan chimney.

☻ PIJAKAN
Bentuk pijakan kaki di tebing menyesuaikan dengan bentuk permukaan tebing. Bentuk permukaan tebing sendiri bervariasi.
Smearing
Teknik smearing biasa dipakai pada permukaan tebing slab, yaitu muka tebing dengan yang kemiringannya kurang dari 90 derajat. Dalam teknik ini, hampir seluruh beban tubuh bertumpu pada kaki.
Edging
Pada permukaan tebing yang tegak lurus bersudut 90 derajat atau lebih (overhang). Pijakan kaki lebih optimal menggunakan teknik edging, yaitu memanfaatkan ujung depan sepatu panjat pada permukaan tebing yang tipis.
Hooking
Kaki tidak hanya berfungsi sebagai pijakan yang menopang tubuh, tetapi digunakan sebagai pengait yang menahan tubuh saat tubuh dalam posisi menggantung pada medan overhang atau roof.

Memanjat Tebing Slab dan Overhang
Tebing alam yang yang kita panjat tidak selalu 90 derajat vertikal. Tebing yang derajat kemiringannya lebih besar dari 90 biasa disebut Slab. Tergantung dari jenis batu ditebing tersebut, untuk memanjat slab pada umumnya diperlukan banyak friksi atau kontak dari sebagian besar karet sepatu.
Pada saat memanjat tebing slab posisi badan harus cenderung tegak lurus yang memungkinkan pusat gravitasi yang jatuh (tekanan berat badan) sepenuhnya tertumpu pada bagian kaki yang menempel pada tebing. jika memanjat tebing slab dengan posisi badan yang paralel/ sejajar dengan kemiringan tebing,akan mudah tergelincir dan jatuh. Posisi yang salah ini sangat populer dikalangan pemula dikarenakan rasa takut jatuh yang membuat mereka berpikir dengan memeluk/menempelkan badan ke tebing akan menyelamatkan mereka.
Sedangkan tebing yang kemiringannya lebih kecil dari 90 derajat biasa disebut Overhang. Untuk memanjat tebing overhang diperlukan kekuatan yang tinggi dan tehnik memanjat yang baik. Salah satu kekuatan yang penting yaitu core strength atau kekuatan otot-otot perut, Karena otot perut diperlukan untuk menghubungkan kekuatan tangan dan kekuatan kaki sehingga badan akan tetap dekat dengan tebing yang akan membuat mudah mengontrol keseimbangan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memanjat tebing overhang :
Memanjat dengan cepat. Saat memanjat tebing overhang tangan lebih cepat lelah. Dengan memanjat cepat dan menggunakan energi yang se-efektif dan se-efeisien mungkin. Memanjat dengan cepat artinya harus cepat dalam mengambil keputusan dimana akan menempatkan kaki dan pegangan mana yang akan dicapai berikutnya.
Pertahankan tiga titik kontak atau Three points of Contact. Rumus ini dikenal sebagai aturan dasar memanjat tebing untuk para pemula Pada saat melakukan gerak vertikal usahakan tiga titik tetap menempel yaitu dua kaki dan satu tangan, atau sebaliknya; dua tangan dan satu kaki.
Pada saat posisi pegangan dan tumpuan kaki sudah bagus dan mendukung istirahatlah dan goyang-goyangkan tangan dan jari-jari supaya otot-otot lebih segar untuk mengeksekusi gerak selanjutnya. Untuk pemanjatan rute panjang, harus pintar-pintar mengambil kesempatan untuk sering beristirahat.
Tetaplah fokus dan bernafas dengan baik.

▲ Ascending
Teknik Ascending yaitu memanjat dengan meniti pada seutas tali yang sudah tertambat di atasnya. Teknik ascending dilakukan dengan menggunakan alat ascender. Model ascender yang sering digunakan umumnya jenis jumar. Prinsip kerja jumar adalah menjepit tali apabila jumar dibebani.selain menggunakan jumar, ascending dapat dilakukan dengan cara klasik, yaitu menggunakan tali prussic yang disimpulkan pada fixed rope. Teknik ini disebut prusiking.
▲ Rappeling
Rappelling adalah kebalikan ascending, yaitu teknik memudahkan pemanjat turun tebing dengan meniti pada tali. Selain rappelling, ada beberapa istilah yang biasa digunakan untuk turun tebing, seperti abseiling atau ropping down. Teknik rappelling dilakukan dengan memanfaatkan friksi antara tali dan alat rappelling (descender). Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing.
Prinsip Rappeling adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan gaya berat dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong.
2. Pengunaan tali rappel sebagai alur lintasan dan tempat bergantung.
3.Penggunaan salah satu tangan untuk keseimbangan dan satu lagi untuk mengatur kecepatan turun.
Macam-macam variasi teknik rappling banyak mengalami perkembangan yang sesuai dengan perkembangan dan peralatan yang diciptakan manusia. Beberapa cara turun tebing, yaitu :
a. Body Rappel/dulfer
Dengan melilitkan tali langsung pada tubuh. Tali rappelling lewat di antara dua kaki, lalu menyilang diagonal di dada membentuk huruf “S” dan melewati bahu.
b. Sling Rapple
Dengan menggunakan webbing dan carabiner. Webbing dibuat menjadi loop untuk mengikat kedua paha, lalu dikaitkan pada tali menggunakan carabiner dan menyilang melewati bahu.
c. Arm Rapple/Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati belakang badan. Untuk tebing yang tidak terlalu curam.
d. Break Bar
Teknik ini menggunakan sejumlah karabiner untuk membuat sebuah gaya friksi yang benar. Selama itu pula mengggunakan figure of eight untuk turun.
Dalam rappeling usahakan selalu posisi badan tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat bergerak. Usahakan kurangi kecepatan, sedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali lintasan.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai turun tebing :
1. Periksa dulu anchor, carabiner pengait alat rappelling terkunci.
2. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang digunakan.
3. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang (siap pakai)
4. Sebelum mulai turun posisi tangan jangan dalam keadaan menahan/mengerem
5. Jangan lihat ke atas, mungkin ada batu atau tanah yang terjatuh.
6. Pastikan bahwa pakaian tidak tersangkut carabiner (posisi tubuh agak menjauh dari tali).
7. Lihat kemana hendak turun dan, pastikan tali sampai kebawah.
8. HAPPY LANDING…….!!!!!!!
▲ Belay
Dalam panjat tebing, tali berfungsi mengamankan pemanjat agar tidak terjatuh. Sistem mengamankan pemanjat menggunakan teknik belay, dimana seorang pemanjat diamankan oleh seorang belayer dibawah lintasan tebing. Dalam teknik belay, tanggung jawab belayer cukup besar dalam mengamankan pemanjat. Kemungkinan jatuhnya pemanjat dapat terjadi setiap saat. Oleh karena itu, belayer harus fokus dan siaga dalam kondisi apapun. Sebelum pemanjatan, belayer harus mengecek semua kesiapan termasuk pemanjat. Apakah harness sudah terpasang dengan baik? Apakah carabiner sudah terkunci dengan benar? Semua menjadi tanggung jawab seorang belayer.
Beberapa istilah yang digunakan untuk komunikasi antara pemanjat dan belayer dalam teknik belay sebagai berikut :
1. Climber Up, Belay On (pemanjat ke belayer).yaitu, pemanjat sudah siap melakukan pemanjatan, dan belayer siap mengamankan.
2. On Belay (pemanjat ke belayer). Yaitu, pemanjat sudah siap melakukan pemanjatan.
3. Belay On (belayer ke pemanjat). Yaitu, belayer sudah siap mengamankan
4. Off Belay (pemanjat ke belayer). Yaitu, pemanjat meminta belayer untuk menghentikan belay.
5. Belay Off (belayer ke pemanjat). Yaitu, belayer menghentikan belay.
6. Slack (pemanjat ke belayer). Yaitu, perintah mengulur tali.
7. Pull (pemanjat ke belayer). Yaitu, perintah menarik tali.
8. Rock !!! (pemanjat ke belayer). Yaitu, peringatan ada batu yang jatuh. Posisi belayer merapatkan tubuhnya ke tebing.

III. SIMPUL-SIMPUL
Dalam panjat tebing, simpul tali mempunyai jenis beragam. Setiap jenis mempunyai fungsi dan tekniknya masing-masing. Berikut adalah beberapa simpul dasar yang di gunakan dalam panjat tebing:
1. Overhand Knot
Simpul ini berfungsi sebagai pengunci simpul-simpul lain, menghentikan geseran pada tali, dan membuat loop untuk anchor.
2. Figure Of Eight
Dinamakan figure of eight karena bentuk simpulnya berbentuk angka delapan. Mempunyai beberapa fungsi dan dapat di buat dengan beberapa teknik. Di arena memanjat, figure of eight lebih sering digunakan untuk mengikat harness.
3. Bowline Knot
Bowline knot lebih sering digunakan untuk mengikat harness pada latihan di jalur free climbing yang lintasannya pendek. Namun, setelah dipicu oleh beberapa kecelakaan karena penggunaannya, saat ini simpul bowline tidak disarankan untuk mengikat harness. Simpul ini berfungsi juga untuk mengikat sesuatu tetapi tidak menjerat, dan penambat sesuatu (misal, mengikat leher binatang).
4. Fisherman’s Knot
Simpul fisherman’s umumnya dipakai untuk menyambung dua buah tali. Penyambungan tali dilakukan karena tali yang digunakan kurang panjang dan digunakan untuk membuat loop tali prussik.
5. Sheet Bend
Simpul ini berguna untuk mengikat dua ujung tali ukuran atau jenisnya berbeda, misalnya untuk mengikat ujung tali webbing dengan ujung tali kernmantle atau prussik.
6. Prussik Knot
Simpul prussik adalah simpul klasik yang sering digunakan untuk ascending (prussiking). Selain untuk ascending, simpul ini berguna pula untuk berbagai fungsi, misalnya sebagai pengaman tambahan untuk rappelling.
7. Water Knot/ Tape Knot
Sering disebut juga simpul pita. Simpul ini digunakan untuk mengikat tali webbing, berguna untuk menyambung dua buah ujung tali webbing baik untuk membuat loop maupun menambah panjang webbing. Simpul ini juga biasa di gunakan untuk membuat sling. Dalam membuat simpul ini, sisakan kira-kira 5 cm ujung webbing-nya untuk mencegah lepasnya simpul.
8. Clove Hitch
Clove Hitch dapat digunakan untuk berbagai fungsi, misalnya mengikat harness ke anchor atau mengikat tali pada pohon.
9. Italian Hitch
Simpul ini dulu biasa digunakan untuk belay atau rappelling bila tidak ada alat rappelling(figure of eight, grigri).
10. Anchor Knot
Simpul ini berfungsi untuk menyangkutkan tali prussik atau webbing sebagai pengaman ke dalam celah-celah tebing. Dapat pula diikatkan pada tonjolan batu tebing seperti tanduk atau muka tebing yang bentuk celahnya berlubang sebagai anchor.
11. Spanish Bowline
Simpul ini berfungsi untuk menambatkan tali ke tonjolan tebing sebagai pengaman dan pengganti anchor pada dinding tebing.

IV. PERAWATAN ALAT-ALAT DALAM ROCK CLIMBING
Dalam rock climbing, peralatan-peralatan yang digunakan harus benar-benar diperhatikan. Hal ini di sebabkan peralatan tersebut dapat rusak tanpa terlihat kerusakannya. Bagi seorang pemanjat tebing (Climber), peralatan tersebut ibarat nyawa bagi mereka yang memang menyangkut keselamatan mereka sendiri. Bila peralatan tersebut pada saat digunakan rusak, maka taruhannya adalah nyawa. Dengan kata lain, keselamatan kita tergantung pada perawatan yang digunakan.
Faktor ketelitian dan kecermatan dalam merawat peralatan tersebut sangat penting. Sebelum digunakan, kita harus meneliti dulu keadaan peralatan yang akan kita gunakan. Dan yang lebih penting lagi adalah membersihkan lagi peralatan tersebut setelah digunakan.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan peralatan rock climbing antara lain :

JANGAN MENGINJAK TALI, WEBBING, SLING, DAN PERALATAN LAIN YANG DIGUNAKAN DALAM ROCK CLIMBING.
Hal ini disebabkan bila kita menginjak alat-alat tersebut akan cepat rusak, dimana kotoran dan tanah yang melekat pada tali yang terbuat dari nylon tersebut dapat membusuk, ikatan/anyaman dalam tali akan rusak atau putus.
HINDARI GESEKAN TERHADAP ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN SEMINIMAL MUNGKIN.
Bila terlalu sering terjadi gesekan juga akan merusak tali. Gesekan tersebut dapat terjadi antara lain gesekan tali dengan tebing, tali dengan alat lain.
JANGAN MENJATUHKAN/MELEMPARKAN ALAT-ALAT YANG TERBUAT DARI LOGAM.
Bila hal ini dilakukan maka alat tersebut dapat rusak. Kita kadang tidak sadar melempar alat-alat tersebut bila sedang digunakan. Hal ini akan mengakibatkan bagian dalam dari alat tersebut dapat hancur walaupun bagian luarnya masih utuh.
HINDARI PENGGUNAAN OBAT-OBATAN KIMIA/SABUN DALAM PENCUCIAN ALAT.
Bila tidak terlalu kotor cukup dibersihkan dengan air bersih (khusus untuk alat-alat non logam). Bila dianggap tidak perlu sebaiknya jangan digunakan.
KHUSUS UNTUK TALI JANGAN SAMPAI MELINTIR BILA KITA MENGGULUNG TALI SETELAH DIGUNAKAN.
Hal ini disebabkan bila tali melintir setelah digulung akan cepat rusak. Ikatan/anyaman tali menjadi tidak rapat (tidak teratur) dan tali juga akan rusak karena selalu dalam keadaan tegang dan usahakan tali dalam keadaan normal bila tidak digunakan.
Kita harus selalu menjaga alat-alat yang ada apabila kita ingin aman dan selamat dalam kegiatan rock climbing. Selain hal tersebut di atas haraga alat-alat rock climbing di Indonesia masih tergolong barang yang mahal. Jadi harus dirawat sebaik mungkin bila kita tidak ingin kehilangan biaya yang mahal.

PEMELIHARAAN TALI
Hindari ujung tali yang terurai. dengan cara dibakar / ditempelkan dengan pisau panas
Tali kernmantel yang baru dibeli harus terlebih dahulu dicuci agar sisa-sisa bahan kimia dari pabrik dapat hilang dan lapisan luar dengan lapisan dalam dapat menyatu. Setelah dipakai ekspedisi atau latihan, tali harus dicuci, jangan menggunakan air panas atau sabun.
Hindari tali dari air panas atau panas matahari, karena nylon akan meleleh pada suhu 215-220 C.
Hindari terjadinya gesekan secara langsung (friksi).
Hindari turun dengan cara meloncat dan menghentak tali, karena hal ini dapat mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan.
Hindari tali dari zat-zat kimia korosif (asam baterai) agar tidak hancur.
Jangan menduduki tali atau menginjaknya, karena tanah atau kotoran lainnya dapat menyelinap masuk diantara serat-serat tali dan mempercepat kerusakan tali, terutama untuk kernmantel.
Bebaskan tali dari segala macam simpul setelah dipakai.
Jangan menggantungkan tali dengan beban berat yang cukup lama, dan juga jangan dipergunakan untuk menarik mobil dan beban berat lainnya. Sebab tali akan kehilanangan daya elastisnya, sehingga akan cepat putus bila mendapat hentakan dengan beban yang berat.
Ceklah tali sebelum dipergunakan kembali. Tali kernmantel sering mengalami kerusakan pada bagian dalamnya, misalnya serat-serat yang putus. Rabalah dan telusuri tali tiap jengkalnya, jika ada yang putus akan terasa perbedaan besar diameter tali tersebut.
Catatlah riwayat tali tersebut untuk mengetahui perkiraan kekuatannya.

Penggunaan tali dianjurkan (tanpa jatuh) tergantung banyak hal :
1. Frekuensi pemakaian dan cara penanganannya.
2. Jenis batuan.
3. Berdasarkan pintalan tali.
4. Pengaruh cuaca.

Tali dianjurkan untuk tidak digunakan lagi, jika:
1. Rusak mekanis (tertimpa batu, terinjak crampon dll)
2. Mantelnya sudah terurai.
3. Sudah mengalami beberapa fall.
4. Sudah dipakai secara terus-menerus lebih dari 5 tahun
5. Terkena zat kimia ( bensin, oli, dll )

SALAM LESTARI !!!

”WAHAI KAU PENGGUNA TEBING JANGAN KAU RUSAK TEBING_KU RAWATLAH DENGAN BAIK-BAIK KARENA HANYA DENGAN MERAWAT KITA BISA SELALU BERMAIN DENGAN TEBING. JANGAN SAMPAI TABING KITA JATUH KE TANGAN-TANGAN ANJING TAK BERTANGGUNGJAWAB ( TUKANG EKSPLOITASI)”

SEMOGA LEBIH LESTARI ALAM_KU
Alam adalah anugrah Tuhan yang kuasa
Manusia adalah mahkluk berlakal yang diciptakan Tuhan
Tapi kemanakah akalmu manusia?......
Alam selalu marintih kesakitan
Namun kau tetap berdiam diri seperti mahkluk yang tak berakal
Apakah kau tak melihat penderitaan alam?......
TUHAN butakah orang-orang sekarang ini?....
Masih punya akalkah mereka?....
TUHAN sadarkanlah mereka yang tak punya akal dan fikiran itu.
Sehingga tak pernah berfikir untuk melestarikan alam
AKU sayang akan ALAM_KU yang hijau dan lestari
TUHAN bari aku kekuatan agar mampu menciptakan sebuah perubahan untuk alam_ku ini, tentunya perubahan ke arah yang lebih baik

Senin, 14 Desember 2009

Mampukah Kita Menjadi Pecinta Alam

Istilah Pecinta Alam di Indonesia sebenarnya belum lama dikenal. Dahulu memang sudah ada kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan konservasi alam. Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming. Kemudian Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat secara konkret sejak tahun 1937, dengan terbentuknya Bescherming Afdeling Van’t Land Plantetuin. Sejak saat itu kegiatan kepecintaalaman mulai berkembang di Indonesia.
Pada Awal tahun 1960-an kegiatan yang berorientasi pada pelestarian alam ini mendapat pengaruh yang cukup besar dari kegiatann kepanduan (scouting). Pandu, yang kini dikenal dengan nama Pramuka, berkembang pesat sejak tahun 1940-an, dan memang jenis kegiatan yang sering dilakukannya adalah kegiatan olahraga, rekreasi, petualangan, membaca jejak dan ketrampilan lainnya. Mau tidak mau, memang harus kita akui, bahwa kegiatan kepecintaalaman bertambah muatannya dengan jenis-jenis kegiatan petualangan karena adanya pengaruh dari kepanduan.

Istilah “Pecinta Alam” pertama kali diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Setelah berulang kali berganti nama, akhirnya mereka menamakan kelompoknya Mapala UI.Setelah itu, terutama di era 1980-an, perkembangan kelompok-kelompok Pecinta Alam semakin pesat di seluruh tanah air, sampai sekarang ini.
PECINTA ALAM

Kalau kita menilik asal katanya, ‘Pecinta’ artinya orang yang mencintai, dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kalau kita perjelas lagi, alam berarti segalanya, baik benda hidup maupun benda tak hidup, yang ada di dunia ini. Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari alam yang membantu kelangsungan hidup kita. Demikian pula dengan tanaman, hewan, dan manusia, mereka termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jadi, jelas bahwa diri kita masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini. Lalu dapatkah kita mengatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobby bertualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut Pecinta Alam? Tampaknya memang ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam” tersebut: antara mereka yang mencintai alam (lingkungan) dengan mereka yang gemar berpetualang di alam bebas. Sebagai pembanding, di Eropa dan Amerika ada suatu terminologi yang jelas bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kepecintaalaman, misalnya envi-ronmentalist (pecinta lingkungan hidup: Green Peace), naturlist (pecinta alam seperti sebagaimana adanya), adventure (petualangan/penjelajah), mountaineers (pendaki gunung), outdoor sports/activities (olahraga alam bebas: berkemah, gantole, menelusuri gua , masuk hutan, menyususri gua, dan semestinya).

Di Indonesia, Pecinta Alam adalah pendaki gunung, penulusuran gua, pengarungan sungai, pemanjat tebing dan sekaligus pecinta lingkungan. Hingga saat ini baru sedikit kelompok yang mengkhususkan aktivitasnya pada salah satu bidang saja.
Oleh karena itu, mungkin akan lebih tepat bila dikatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang-orang yang menCINTAI ALAM beserta segala isinya, dan yang menCINTAI petualangan alam bebas.

AKTIVITAS PECINTA ALAM (DI INDONESIA)

Kegiatan Pecinta Alam termasuk dalam kegiatan yang mempunyai resiko tinggi (high risk activity) dan kegiatan lebih banyak dilakukan di alam bebas (outdoor activity). Sebagian besar kelompok Pecinta Alam memiliki kegiatan pokok dalam bidang kegiatan alam bebas seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, penelusuran gua, jelajah hutan, penelusuran sungai, penyusuran pantai, dan arung jeram.
Kegiatan-kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan penunjang seperti pengetahuan tentang orientasi medan (navigasi), pengetahuan survival, ketrampilan tali-temali, pengepakan peralatan, penguasaan PPPK, dan pengetahuan sekaligus ketrampilan mengenai SAR. Kegiatan penunjang tersebut akan banyak membantu dan diperlukan untuk menghindari atau mengurangi resiko yang sangat mungkin terjadi.
Disamping itu Pecinta Alam masih perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup seperti konservasi alam, penghijaun, bersih lingkungan, dan sebagainya. Juga kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat seperti bakti sosial, penelitian sosial, penyuluhan, dan sebagainya. Terakhir adalah kegiatan yang bersifat organisatoris seperti manajemen organisasi, regenerasi keanggotaan, kaderisasi anggota, pengembangan SDM bagi anggota, dan seterusnya.

Jelas kiranya bahwa Pecinta Alam merupakan suatu kegiatan yang positif dan memiliki arti serta peran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi, orang lain dan masyarakat. Satu pertanyaan tersisa adalah :

“Mampukah kita memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri kita melalui kegiatan kepecintaalaman ?....."
Pecinta Alam VS Penggiat Alam Terbuka

Isi alam ini cukup untuk menghidupi seluruh mahluk yang ada di bumi, namun tak akan cukup untuk satu orang yang serakah

Pencinta alam saat ini belum mampu dijadikan motor penggerak peduli lingkungan, ini terbukti dengan maraknya kegiatan out door yang ada sekarang ini pemicu utamanya adalah organisasi yang notabenya Pecinta Alam. Keberadaan pencinta alam yang seharusnya dapat menciptakan generasi yang peduli lingkungan ini perlu dikaji kembali dan dibedakan antara pecinta alam dan penggiat alam terbuka.

Gerakan pecinta alam untuk mewujudkan generasi muda yang peduli lingkungan saat ini lebih banyak dituangkan melalui kegiatan out door jadi terlalu sulit untuk membedakan antara pecinta alam dan penggiat alam terbuka. Dalam hal ini banyak kegiatan yang sama diantaranya adalah camping, penjat tebing, rafting, daifing, dansebagainya. Dalam organisasi pecinta alam semua itu diadakan dengan maksud pendekatan diri terhadap lingkungan karena dengan itu kita akan lebih mencintai alam karena semua itu adalah tempat main kita dan jika terjadi kerusakan siapa yang rugi?"itu adalah alasan kongkrit meskipun sedikit ego". Misal kegiatan panjat tebing jika dibiarkan saja oleh pecinta alam mungkin tebing itu akan dikeruk oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan mementingkan kepentingan golongan.

Dua nama, pencinta alam dan penggiat alam terbuka seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya.

Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsd. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun space, ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam.

Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas petualangan seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.

Dewasa ini banyak bermunculan organisasi/kelompok yang mengaku pecinta alam namun aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang lebih mementingkan ego, kepuasan batin, yang semua itu mengatasnamakan pecinta alam, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat atau lebih jelasnya bisa dikatakan PURPALA (pura-pura pecinta alam)

Pencinta alam dunia dengan gerakan enviromentalisme yang berjuang keras dalam menjaga keseimbangan alam ini patut kita contoh sebagai satu gerakan untuk masa depan, kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah dimanakah pencinta alam, begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas mereka berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka.

Sebuah harapan untuk mengembalikan keseimbangan alam ini supaya terhindar dari terputusnya sistem dalam kehidupan ini bukan tanggung jawab pencinta alam atau penggiat alam terbuka saja tapi tugas kita semua sebagai mahluk penghuni bumi dan dua arah yang berbeda dapat bersatu untuk menciptakan kelestarian alam ini khususnya lingkungan hidup.

Aktivis lingkungan hidup dunia dengan gerakan cinta lingkungannya akan lebih berarti tindakannya dengan dukungan dari para pencinta alam yang ada di negeri ini. Dalam perbedaan pola fikir dan arah gerak pencinta alam dengan penggiat alam terbuka terdapat kesamaan pula dengan media yang sama untuk itu bukanlah suatu kemustahilan keduanya bersatu untuk masa depan lingkungan hidup Indonesia sehingga terciptanya lingkungan hidup yang seimbang, stabil dan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa depan.

Sebuah peringatan kepada kemanusiaan yang diterbitkan oleh 1.575 ilmuwan dari enam puluh sembilan negara yan mengikuti Konverensi Rio tahun 1992 perlu kita ketahui sebagai sebuah awal penyadaran untuk lingkungan hidup ini.

“Peringatan ” itu berisi bahwa umat manusia dan alam berada pada arah yang bertabrakan. Kegiatan manusia mengakibatkan kerusakan besar pada lingkungan dan sumber daya yang sangat penting yang seringkali tidak dapat di pulihkan. Jika tidak dikaji, banyak dari kegiatan kita skang yang ini menempatkan masa depan pada keadaan yang sangat beresiko, sehingga kita menghadapi realitas masyarakat manusia dan alam tumbuhan dan hewan dan mungkin juga dunia tempat kita hidup ini berubah sedemikian rupa, sehingga tidak dapat lagi mendukung kehidupan menurut cara yan kita kenal. Perubahan fundamental adalah urgen jika kita ingin menghindarkan benturan dalam arah perjalanan kita yang sekarang ini terjadi.(” World scientist Warning to Humanity “) , Pernyataan siaran pers diterbitkan 18 November 1992 oleh The Union of Concerned Scientist.) “

Ancaman yang menempatkan alam dan penghuninya (manusia maupun bukan manusia) berada dalam bahaya ini patut kita ketahui bersama tentang konsekuensi dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat manusia sebagai penghuni bumi ini.

Enviromentalisme dan gerakan lingkungan

sebelum melangkah lebih jauh melihat gerakan lingkungan baiknya kita tinjau masalah lingkungan. Masalah masalah lingkungan hidup seringkali tidak menjadi prioritas yang tinggi dan seringkali menjadi sub agenda dengan demikian akhirnya larut dan tenggelam dalam tema-tema kampanye yang lebih luas dan abstrak. sementara itu gerakan lingkungan atau dsebut juga enviromentalisme yaitu suatu faham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan arah gerakannya. Bagi sebagian pihak enviromentalisme mungkin asing karena enviromentalisme dianggap sebagai gerakan yang membahayakan orde pada waktu itu (orde baru) terutama dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ekploitasi hutan. Organisasi non politik yang concern pada lingkungan pada masa itu pun di arahkan langsung oleh Emil Salim waktu itu menjabat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup untuk tidak mengikuti taktik Green Peace ataupun The German Green yang bisa masuk mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan dampak lingkungan hidup terhadap alam ataupun masyarakat.

Sedangkan gerakan lingkungan hidup menurut literatur sosiologi istilah “gerakan lingkungan hidup” digunakan dalam tiga pengertian yaitu pertama sebagai penggambaran perkembangan tingkah laku kolektif (collective behavior). Kedua, sebagai jaringan konflik-konflik dan interaksi politis seputar isu-isu lingkungan hidup dan isu-isu lain yang terkait. Ketiga, sebagai perwujudan dari perubahan opini publik dan nilai-nilai yang menyangkut lingkungan.

Di Indonesia istilah gerakan lingkungan hidup di pakai dalam konsorsium : “15 tahun Gerakan Lingkungan Hidup : Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan”. Yang di selenggarakan oleh kantor Meneg Kependudukan Dan Lingkungan Hidup di Jakarta, 5 Juni 1972.

Denton E Morrison mengusulkan bahwa yang di sebutkan gerakan lingkungan hidup sesungguhnya terdiri dari 3 komponen yaitu komponen pertama, the organized or voluntary enviromental movement ( gerakan lingkungan yang terorganisir atau gerakan yang sukarela ) termasuk dalam kategori ini adalah organisasi lingkungan seperti Enviromental Devense Fund, Green Peace atau di Indonesia ada WALHI Jaringan Pelestarian Hutan “SKEPHI”. Komponen kedua, The public enviromental movement (gerakan lingkungan publik ) adalah khalayak ramai yang dengan sikap sehari-hari dalam tindakan dan kata-kata mereka menyatakan kesukaan mereka terhadap ekosistem tertentu, pola hidup tertentu serta flora dan fauna tertentu. Komponen ketiga The Institusional Enviromental Movement (gerakan lingkungan terlembaga ) ini sangat menentukan dalam negara negara berkembang dimana peranan negara sangat dominan dan peranan aparat-aparat birokrasi resmi mempunyai kewenangan hukum (yuridiksi) terhadap kebijakan umum tentang lingkungan hidup atau yang berkaitan dengan lingkungan hidup sebagai contoh di Amerika ada Badan Perlindungan Lingkungan ( EPA - Enviromental Protection Agency), Dinas Pertamanan Nasional ( National Park Service) padanannya di Indonesia adalah Kantor Meneg KLH, DEPHUT.

Komponen gerakan lingkungan terlembaga ini penting untuk di amati sendiri ambilah contoh keberhasilan EPA dalam mengendalikan polusi air dan udara misalnya di pengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, kebijaksanaan luar negeri serta ketersediaan sumber-sumber energi

Hakikat gerakan lingkungan menurut Buttel dan Larson mempunyai beberapa manfaat, pertama struktur gerakan lingkungan di setiap negara yakni hubungan diantara tiga komponen itu bisa berbeda-beda dan ini membawa variasi yang cukup berarti di antara paham lingkungan (enviromentalism) negara-negara itu. Kedua, taktik dan ideologi gerakan lingkungan terorganisir di suatu negara dapat di lihat sebagai hasil interaksi diantara komponen - komponen kelas negara itu satu pihak, dan kelompok-kelompok kepentingan (interces group) dilain pihak.

Epilog

Perubahan paradigma dalam tubuh pencinta alam bukan sebuah kemustahilan untuk berubah dan seimbang dengan kegiatan kegiatan alam terbuka yang biasa di gelutinya. Tidak menutup kemungkinan sebuah gerakan radikal untuk masalah kesadaran lingkungan terwujud dalam satu koridor gerakan lingkungan karena masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan kerjasama dari setiap stake holder pelaku,pemerhati dan aktivis yang bergerak atasnama lingkungan

Dalam konteks gerakan lingkungan, maka tantangan semakin yang semakin besar di masa mendatang mengharuskan kita untuk melakukan reposisi gerakan lingkungan menjadi gerakan sosial, karena ini adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi dominasi pasar dan globalisasi

** Iden Wildensyah, saat ini tercatat mahasiswa UPI Bandung aktif di KPALH Gandawesi serta relawan lingkungan di Bandung pernah menjadi peserta PEKA (pelatihan konservasi dan advokasi) PA region jawa di WALHI D.I.Y

sumber :

* George Junus Aditjondro,2003. Pola-pola Gerakan Lingkungan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
* Philif Shobecof,1998. Sebuah Nama Baru Untuk Perdamaian. Yayasan Obor Indonesia.Jakarta.
* soemarwotto, otto,2001, Ekologi,Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Djambatan.Jakarta
* Jurnal WACANA Edisi12,Tahun III,2002 Lingkungan Versus Kapitalisme Global, penerbit INSIST Press
* Buletin Wanadri no 17, 2002
* Kalam Jabar, Republika Rabu 25 februari 2004.
* Habitat Newsletter KONUS Volume 03 no 02. Juni - September 2003
* Isola Magazine, media Unit Pers Mahasiswa UPI edisi I,Juli - September 2003

Sumber Tulisan : gramasurya.wordpress.com

Sabtu, 11 Oktober 2008

The best puisi ku

Aku adalah debu
Aku adalah kotoran
Maka dari itu aku ada
Setelah aku sadar dan aku dengar peryataan dari kamu
Aku adalah benalu yang selalu menggantungkan hidupku
Dan aku adalah masa lalu yang sudah menjadi debu.


Dalam kesunyian malam
Aku terdiam sambil memandang indahnya rembulan
Langit terlihat suram tanpa bintang
Semua itu membawaku kedalam khayalan
Tentang seorang yang aku sayang.


Sekarang rembulan bersinar lebih terang
Dan bertaburan bintang – bintang
Malampun menjadi lebih tenang
Namun hatiku tetap suram
Memikirkan harapan yang telah padam dan hilang ditelan malam.




Indahnya rembulan yang bersinar
Seperti senyuman yang pernah kau lempar
Segarnya hembusan angin malam
Membuatku kenyang akan kebahagiaan
Pagipun datang sang mentari juga bersinar terang
Inilah hari yang menyenangkan yang tak pernah aku lupakan
Disepanjang kehidupan yang pernah aku lewatkan
Untaian kata ini aku rangakai hanya untukmu seorang
Ibuku yang kusayang “”


Ketika pagi datang….
Engkau membelaiku dengan kasih sayang
Yang datang dari hati yang terdalam
Meski engkau dalam keadaan tak tenang
Memikirkan masa yang akan datang
Namun engkau tak pernah menunjukkan
Sebuah kegelisahan…..
Engkau adalah ibuku yang aku sayang
Kasihmu tak akan pernah aku lupakan.

Rabu, 24 September 2008

cara sederhana menjernihkan air
Semakin ke sini, semakin banyak saja sumber air yang tercemar limbah. Bisa tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri.Apalagi datangnya bencana banjir belakangan ini. Karena itu, kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan untuk kebutuhan lainnya, harus diperhatikan. Caranya dengan penjernihan air. Cara penjernihan air perlu diketahui masyarakat karena banyaknya sumber air yang tercemar limbah. Banyak cara sebenarnya untuk melakukan penjernihan air. Sebagian besar agak sulit dilakukan. Karena itu, Kantor Mennegristek melalui Program CD-ROM Teknologi Tepat Guna, menawarkan cara yang paling mudah dilakukan oleh masyarakat pedesaan sekalipun Bahan dan alatnya gampang didapat. Cara ini dinamai Penjernihan Air Sekam Padi karena memanfaatkan sekam padi. Mengapa Sekam padi dijadikan bahan utama, karena banyak terdapat dipedesaan. Sayang penggunaannya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat alat penjernihan air sekam padi sangat mudah didapatkan. Yaitu, arang sekam padi, kayu bakar, sampah-sampah/tanah, pipa, kerikil, kawat ram, Lumpur, dan drum yang berdiameter 40 cm dan tinggi 72 cm. Cara pembuatannya pertama, dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 22 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram. Kedua, buat tungku pembakaran, yakni tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Langkah ketiga membuat alat penjernihan air yang terdiri dari dua bagian, yaitu alat pengendapan yang terbuat dari drum dan alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan arang sekam pada padi setebal 10 sampai 20 cm diatasnya. Di atas arang sekam padi diberi ijuk. Langkah selanjutnya membuat arang sekam padi secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu lubang yang berukuran panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan diameter 50 cm dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut lubang diberi pipa udara. Cara lainnya, yaitu dengan menggunakan drum sebagai tungku pembakaran. Temperatur pada waktu pengarangan 400-600 0 C dan lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg sekam padi. Sedang cara menggunakannya, pada proses penyaringan air, pertama lakukan pengendapan, lalu penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari. Keuntungan penjernihan air sekam padi, dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga. Selain itu, pengarangan sekam padi mudah dikerjakan oleh masyarakat pedesaan sendiri, relatif murah, hasil penjernihan memenuhi syarat kesehatan, dan sekam padi mudah diperoleh di pedesaan. Sedang kerugiannya, terletak pada pembakaran yang tidak sempurna (kekurangan oksigen). Hal ini mengakibatkan arang sekam padi dan abu akan bercampur.